Selasa, 17 Maret 2009

Hubungan antara orang tua dan anak

1. Masalah orang Tua dan Anak


Dr. James Dobson pernah mengeluarkan satu kalimat bahwa anak yang dibesarkan di keluarga yang baik, sehat belum tentu akan bertumbuh besar menjadi anak yang baik-baik. Sebagai orang tua kita menyadari bahwa kita bukanlah orang tua yang sempurna namun dalam keterbatasan pengakuan kita, kita berupaya sebaik-baiknya menanamkan nilai moral kristiani yang baik kepada anak-anak kita. Tapi tatkala mereka menginjak usia remaja atau dewasa awal mereka berbalik arah. Hal-hal dibawah inilah yang sangat perlu diketahui oleh orang tua, kenapa itu bisa terjadi:
Orang tua harus memahami dinamika pertumbuhan remaja. Remaja adalah usia yang penuh pergolakan, karenanya remaja akan mengalami pergumulan untuk bisa berjalan di rel yang benar atau yang telah ditetapkan oleh orang tuanya. Secara rasional dia sudah sadar apa yang harus dia lakukan, namun gejolak internal dalam dirinya cenderung menghasilkan letupan-letupan keinginan untuk bereksperimen. Kalau dalam hal ini orang tua tidak bisa memahami, bisa terjadi tabrakan muka denga muka, artinya apa, ibarat kambing yang sedang berkelahi, dua-duanya akan mengadukan kepala mereka dan membenturkannya dengan keras. Timbullah sikap memberontak anak. Salah satu kebutuhan hakiki pada diri kita manusia adalah kebutuhan untuk dimengerti. Demikian juga dengan anak, anak butuh dimengerti. Sewaktu dia merasa tidak dimengerti oleh orang tua dia akan mencari orang yang bisa mengertinya, biasanya teman- temannya. Masalahnya adalah kalau dia berteman dengan anak yang kurang baik, dia pasti akan menerima pengaruh atau nilai-nilai moral yang tidak baik juga.
Anak bisa mengalami frustrasi, sewaktu dia merasa ada salah satu orang tuanya yang tidak memahami dirinya dan terus beradu tanduk dengan dia. Dalam hal ini anak cenderung lebih tergoda untuk mengekspresikan rasa frustrasinya di luar.


2. Perhatian orang tua kepada anak


Perbedaan masyarakat dahulu dan sekarang yaitu:
1. Kehidupan sosial masyarakatnya tidak sama.
Masyarakat dahulu ? Hidup dalam suasana komunal artinya hubungan dengan kerabat, sanak keluarga masih lumayan dekat dan tidak jarang ada sanak keluarga yang tinggal di dalam rumah yang sama. Mereka bisa mengisi kekurangan karena kepergian orang tua.
Masyarakat sekarang ? Hidup lebih individualis maksudnya yang di kota-kota besar hidup sendiri-sendiri, banyak yang tidak mengenal siapa yang tinggal di sebelah rumah mereka, bahkan hubungan dengan sanak saudara juga lumayan jauh.
2. Tekanan atau gangguan atau godaan dari lingkuangan tidak sama antara waktu dulu dan sekarang. Pada zaman dulu, gangguan atau tekanan dari lingkungan tidaklah sebanyak sekarang, contoh: kemudahan mendapatkan gambar-gambar porno. Zaman sekarang kalau anak kita tinggalkan di rumah sendirian, sementara suami-istri pulang malam, tidak ada di rumah sepanjang hari itu akan menimbulkan dampak yang jauh lebih serius dibandingkan kalau itu terjadi pada 20, 30 tahun yang lampau.
Sehubungan dengan situasi sekarang yang semakin sulit bagi orang tua untuk mengawasi anak-anak maka dalam hal ini interaksi orang tua dan anaklah yang memegang peranan sangat penting sekali, dan hal ini perlu dibina sejak anak-anak masih kecil. Interaksi di bawah usia 6 tahun dapat dikatakan sebagai fondasi, sebagai dasar hubungan orang tua dengan anak.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan anak yang sudah lumayan besar sementara suami-istri bekerja, apa yang dilakukan untuk memaksimalkan interaksi orang tua dengan anak? Ada yang beranggapan bahwa paling penting adalah kwalitas bukan kwantitas, jadi mutu bagaimana kita berinteraksi dengan anak jauh lebih penting daripada kwantitas atau jumlah waktu yang dihabiskan dengan anak. Namun pada prakteknya hal ini susah sekali dilakukan, karena kwalitas hanya bisa muncul dalam keberadaan kwantitas. Kita hanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan anak kalau kita memang menghabiskan waktu dengan anak, kalau tidak kita habiskan waktu itu dengan anak, yang bermutu itu tidak muncul. Selanjutnya yang kita anggap berwalitas belum tentu berkwalitas bagi anak, belum tentu itu adalah hal yang dihargai dan dibutuhkan oleh anak kita.
Dua hal yang perlu kita perhatikan untuk mengetahui bahwa anak itu kurang perhatian. Kita bisa mulai mencermati melalui dua tipe anak yaitu:
1. Tipe anak yang cenderung agresif, yang mengganggu anak lain, yang memberontak, yang tidak sabar, yang mudah meledak.
2. Tipe anak yang terlalu menarik diri, mengurung diri, tidak sosial, tidak mau bergaul dengan teman-teman dan cenderung menyendiri.
Namun juga perlu diingat bahwa belum tentu anak yang agresif itu dibesarkan dalam keluarga yang bermasalah. Sedangkan anak yang cenderung menarik diri biasanya ada masalah yang dihadapinya dalam rumah tangganya. Karena apa, sebab pada dasarnya anak kecil adalah anak-anak yang bersifat sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar