Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya.
27 Maret 2007, para ilmuwan Korea Selatan mengumumkan keberhasilannya mengkloning serigala langka. Mereka merupakan tim peneliti yang sebelumnya berhasil mengkloning anjing jenis afgan dan pudel.
Tim yang dipimpin Lee Byung-Chun dan Shin Nam-Shik, para profesor ilmu kedokteran hewan dari Universitas Nasional Singapura (SNU) berhasil mengkloning dua ekor serigala betina yang lahir pada 18 dan 26 Oktober 2005. Masing-masing diberi nama Snuwolf dan Snuwolfy yang merupakan kependekan dari
Pada bulan November 2007, dunia dikejutkan oleh para ilmuwan
Seperti dikutip dari USA Today, para ilmuwan
Spesies yang berhasil dikloning :
- Kecebong (1952)
- Ikan (1963)
- Domba (1996)
- Monyet
- Anak sapi
- Kucing
- Kuda
- Anjing
- Serigala
memanfaatkan teknik kloning untuk membuat
Inti sel telur
diambil kemudian diisi inti sel somatik, dalam hal ini digunakan sel kulit.
Teknik seperti ini dipakai Ian Wilmut dan kawan-kawan untuk membuat Dolly,
domba kloning pertama. Sel telur yang telah diisi inti sel somatik tersebut
dibudidayakan dalam lingkungan bernutrisi sampai tumbuh menjadi embrio. Setelah
tersusun dari kumpulan sekitar 150 sel.
Embrio-embrio tersebut tidak dimaksudkan untuk
dikembangkan menjadi janin, melainkan sebagai sumber sel induk embrionik. Jenis
sel induk yang terbentuk pada embrio tua yang akan berkembang menjadi janin ini
sangat berguna karena dapat tumbuh menjadi tulang, daging, kulit, dan jaringan
tubuh lainnya. Pada penelitian kali ini, para peneliti Stemagen belum
mengekstrak sel induk embrionik dari embrio hasil kloning. Namun, mereka sudah
berhasil membuktikan bahwa embrio tersebut merupakan hasil kloning karena
memiliki DNA yang sama dengan pria yang menjadi donornya. Jika terobosan ini
terbukti benar, mereka akan tercatat sebagai peneliti pertama yang berhasil
mengkloning embrio manusia sebagai sumber sel induk embrionik. "Kami
berharap ini akan menjadi titik balik bagi banyak penelitian-penelitian
berikutnya," ujar Andrew French, ketua tim peneliti yang melaprokan
keberhasilannya dalam jurnal Stem Cells. Kini mereka sedang fokus untuk
mengekstrak sel-sel induk embrionik dari embrio hasil kloning.
Keberhasilan membuat embrio manusia hasil kloning
buknalah yang pertama kali dilaporkan.
Inggris sudah dapat melakukannay pada tahun 2005 bahkan sampai embrio cukup
matang untuk menghasilkan sel-sel induk embrionik. Namun, sampai sekarang belum
ada satupun peneliti yang dilaporkan berhasil mengekstrak sel induk embrionik
manusia. Ilmuwan Korea Hwang Woo-suk pernah mengklaim sebagai peneliti pertama
yang mengekstrak sel induk embrionik manusia. Namun, keberhasilan tersebut
dianggap bohong belaka setelah ditemukan pemalsuan data-data hasil analisis
pada makalah ilmiahnya. Sel-sel induk embrionik hasil kloning dapat digunakan
untuk mempelajari penyakit, respon obat, bahkan membuat organ transplantasi
yang sesuai kebutuhan pasien. Namun, penelitian tersebut juga mengundang kritik
menyangkut etika. "(Kloning) menghasilkan manusia di laboratorium untuk
dirusak semata-mata karena dugaan bahwa hal tersebut akan bermanfaat bagia
manusia lainnya," ujar Richard Doerflinger. Kloning embrio manusia juga
dikhawatirkan mengganggu kesehatan apalagi jika semakin banyak wanita yang
dimintai menjadi donor sel telur.
Kenapa Domba Kloning Berumur Pendek
Masih ingat dengan domba Dolly yang merupakan benda hasil kloning pertama? Ternyata umur Dolly tidak lama. Dia dan induknya mati hanya berselang beberapa waktu.
Tentunya timbul pertanyaan, mengapa hewan kloning yang mewarisi sifat baik induknya bisa berumur pendek?
Seperti kita ketahui, setiap makhluk sudah digariskan umur hidupnya. Ketika tiba ajalnya, maka seluruh sel-sel dalam tubuh akan berhenti beraktivitas, dan berarti kematian bagi makhluk hidup.
Kembali ke domba Dolly, meski dia berumur muda, sel-sel dalam tubuhnya adalah sel-sel yang serupa dengan sel induknya. Jadi, meski dalam umur logisnya, Dolly adalah domba muda, umur sel Dolly sudah tua.
Ketika umur induk Dolly adalah misalnya
Mengapa kloning tidak memiliki kaitan apa pun dengan evolusi?
Baru-baru ini, kloning telah menjadi masalah penting bagi para ilmuwan. Meskipun kloning adalah proses biologis yang dilaksanakan dalam kerangka hukum yang diketahui, kaum evolusionis berusaha mengambil alih dengan harapan besar bahwa hal tersebut akan memperkuat teori mereka - hal yang selalu mereka lakukan setiap kali ada kemajuan atau penemuan ilmiah. Berbagai media pendukung ideologi teori evolusi telah menampilkannya sebagai berita utama, dilengkapi berbagai slogan pendukung evolusi. Meskipun tidak berdasar ilmiah, dalam berbagai debat, kaum Darwinis berusaha menggunakan kloning sebagai bukti evolusi. Namun kloning jelas tak ada hubungannya dengan evolusi. Masyarakat ilmiah bahkan tidak menanggapi usaha menggelikan ini secara serius. Kanan: Sebuah gambar tentang proses kloning, diambil dari terbitan ilmiah. |
Penggandaan, atau membuat tiruan yang sama persis, berarti memasukkan informasi genetis yang sudah ada ke dalam mekanisme perkembangbiakan suatu makhluk hidup yang juga sudah lebih dulu ada. Proses ini tidak menghasilkan informasi genetis atau mekanisme baru. |
Kloning dan evolusi adalah dua konsep yang amat berbeda. Teori evolusi dibangun atas dasar anggapan yang menyatakan bahwa materi tak-hidup berubah menjadi materi hidup secara kebetulan. (Tak ada bukti ilmiah sedikit pun bahwa hal ini dapat terjadi.) Kloning, sebaliknya, adalah menghasilkan salinan makhluk hidup dengan menggunakan bahan genetis dari sel makhluk itu sendiri. Organisme baru itu berasal dari satu sel tunggal. Proses biologis dipindahkan ke laboratorium dan berulang di sana. Dengan kata lain, tak ada apa pun dalam proses semacam itu yang terjadi secara kebetulan - yang merupakan dasar teori evolusi - juga bukan "materi tak-hidup yang menjadi hidup".
Proses kloning sama sekali bukanlah bukti evolusi. Namun sebaliknya, adalah bukti suatu hukum biologi yang sama sekali meniadakan evolusi. Hukum tersebut adalah kaidah terkenal yang menyatakan bahwa "kehidupan hanya dapat berasal dari kehidupan", yang dikemukakan oleh ilmuwan ternama Louis Pasteur di akhir abad kesembilan belas. Digunakannya kloning sebagai bukti evolusi, meskipun kenyataan menunjukkan sebaliknya, menunjukkan adanya penipuan yang dilakukan media massa.
Kemajuan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan selama 30 tahun terakhir menunjukkan kemunculan makhluk hidup tidak bisa dijelaskan sebagai peristiwa kebetulan. Kesalahan ilmiah evolusionis, serta pernyataan sepihak, telah didokumentasi dengan baik, dan teori evolusi tidak bisa dipertahankan dalam lingkup ilmiah. Fakta ini telah memaksa para evolusionis untuk mencari penyelesaian di bidang lain. Oleh sebab itu dalam beberapa tahun terakhir, secara fanatik, kemajuan ilmiah seperti kloning dan bayi tabung telah digunakan sebagai bukti evolusi.
Kaum evolusionis tidak lagi dapat berbicara kepada masyarakat atas nama ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan mereka berlindung di balik kesenjangan pemahaman ilmiah yang ada di masyarakat. Mereka berharap cara ini akan memperpanjang masa berlaku teori evolusi, meskipun hal ini hanya akan menyebabkan teori ini lebih terpuruk lagi. Seperti halnya kemajuan ilmiah lainnya, kloning adalah kemajuan ilmiah teramat penting dan menyingkapkan bukti yang mengungkapkan fakta penciptaan mahluk hidup.
Pemahaman Keliru Lainnya tentang Kloning
Salah paham lain yang sering terjadi di kalangan orang awam adalah kloning dapat "menciptakan manusia". Akan tetapi, kloning tidak dapat diartikan demikian. Kloning merupakan penambahan informasi genetis yang telah tersedia, ke dalam mekanisme reproduksi yang juga telah ada sebelumnya. Dalam proses ini tidak terjadi penciptaan mekanisme ataupun informasi genetis yang baru. Informasi genetis diambil dari seseorang yang sudah ada sebelumnya dan kemudian disisipkan ke dalam rahim seorang wanita.Hal ini menyebabkan anak yang nantinya dilahirkan merupakan "kembar identik" dari orang yang menjadi sumber informasi genetisnya.
Banyak orang, yang tidak sepenuhnya memahami kloning, memiliki gagasan-gagasan yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, mereka membayangkan sebuah sel yang diambil dari seorang lelaki berusia 30 tahun, dapat menjadi seorang lelaki berusia 30 tahun pula dalam hari yang sama. Hal semacam ini hanya ada di dalam fiksi ilmiah, dan tidak mungkin, serta takkan pernah dapat terlaksana. Kloning pada dasarnya adalah menyebabkan lahirnya seorang "kembar identik" melalui metoda alamiah (dengan kata lain melalui rahim seorang ibu). Hal ini tidak ada kaitannya dengan teori evoulisi, ataupun dengan konsep "menciptakan manusia".
Apa sebenarnya arti melakukan kloning pada makhluk hidup?
DNA makhluk hidup yang akan digandakan (dibuat tiruannya), diambil dari sel tubuh bagian mana saja dari organisme yang dimaksud. DNA tersebut lalu diletakkan di dalam sel telur makhluk hidup lain dari spesies yang sama. Segera setelah itu, telur diberikan kejutan (listrik - penerj.) sehingga telur tersebut langsung mulai membelah diri. Embrio yang dihasilkan kemudian diletakkan dalam rahim suatu makhluk hidup, tempat di mana embrio tersebut akan terus membelah diri. Para ilmuwan lalu menantikan perkembangan dan kelahiran embrio tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar