Pemilu 9 April 2009 Siap Dilaksanakan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan kesiapannya atas pelaksanaan pemilihan umum legislatif pada 9 April 2009 mendatang. Hal ini dikemukakan Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary pada acara sosialisasi Pemilu antara KPU, Menkominfo dan Bawaslu di kantor KPU, Jakarta, Rabu (1/4).
”Semuanya telah 100 persen terdistribusi. Surat suara sudah 100 persen selesai dicetak dan terdistribusikan, termasuk tinta, segel pemilu dan formulir”, kata Hafiz.
Sementara penggantian surat suara yang rusak dan surat suara tambahan adalah sebanyak 5.777.393 surat suara. Hafiz menambahkan, semua perlengkapan penyelenggaraan dan struktur kelembagaan penyelenggara pemilu sudah terbentuk dan siap melaksanakan Pemilu 9 April 2009.
Terkait dengan kekurangan surat suara, Hafiz mengatakan proses pencetakan kekurangan surat suara sudah dilakukan semenjak 24 Maret dan mulai didistribusikan 25 Maret sampai tanggal 29 Maret.
Beberapa KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota masih mengajukan penggantian surat suara, sehingga KPU membatasi permintaan penggantian surat suara pada tanggal 31 Maret pukul 24.00 WIB.
”Semua kekurangan logistik sudah dipenuhi dan ditargetkan sampai KPU Kabupaten/Kota pada tanggal 4 April 2009”, tegasnya
Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2009, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Moh. Nuh mengundang semua stake holder penyiaran, Information Technology (IT), Operator seluler serta kalangan media cetak dalam acara silaturahmi yang berlangsung di kantor Indosat, Jl. Medan Merdeka Barat No.21, Jakarta, Selasa (10/2).
Menkominfo Moh. Nuh dalam pengarahannya antara lain mengajak seluruh stakeholder penyiaran, media cetak, IT, serta Operator Seluler untuk berpartisipasi menyukseskan Pemilu 2009 khususnya dalam sosialisasi tatacara pemberian suara.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dra. Endang Sulastri, M.Si dan Sri Nuryanti, S.IP, MA yang mewakili Ketua KPU dalam kesempatan tersebut terlebih dahulu menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada kalangan media khususnya media elektronik yang telah mendukung
penayangan penyiaran iklan layanan masyarakat/PSA (Public Service Announcement) KPU secara cuma-cuma. Dalam kaitan ini diharapkan media massa baik cetak maupun elektronik dapat terus memberikan dukungan untuk suksesnya tahapan Pemilu 2009 selanjutnya.
Kepada seluruh media cetak dan elektronik, KPU mengharapkan kontribusi dan dukungannya, khususnya yang sangat diharapkan adalah dalam hal pemberitahuan atau informasi tentang hitung mundur berapa hari lagi Pemilu dan informasi tentang hari Pemungutan Suara (Kamis, 9 April 2009).
Selain itu kepada para operator telepon seluler diharapkan kiranya lagu mars Pemilu dapat dijadikan sebagai nada panggil pribadi bagi pemilik telpon seluler serta pesan singkat (sms) yang mengingatkan cara penandaan (mencontreng) serta hari pemungutan suara.
Di hadapan sekitar 100 peserta yang memenuhi ruang pertemuan gedung Indosat tersebut, Endang Sulastri antara lain memaparkan tentang strategi sosialisasi Pemilu 2009 yang meliputi komunikasi media cetak dan elektronik, komunikasi tatap muka dan mobilisasi sosial yang secara terus menerus dilakukan KPU dan jajarannya.
Menurut Endang Sulastri, hal itu memang tidak mudah mengingat begitu luasnya negara kita secara geografis dengan strata masyarakat yang begitu heterogen baik dari segi ekonomi, pendidikan, sosial dan lain-lain. “Karena itu perlu sosialisasi yang intesif dari semua pihak bagi suksesnya Pemilu 2009,” demikian Endang Sulastri.
Pertemuan yang digelar dalam bentuk Breakfast Meeting tersebut antara lain dihadiri oleh Direktur Utama Indosat sebagai tuan rumah, pejabat eselon I dan II Depkominfo dan Depdagri, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pers, PWI, Komisi Penyiaran Indonesia, Asosiasi Televisi Swasta Indonesia, Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) yang diwakili Pong Harjatmo serta para undangan lainnya.
Pertemuan ini merupakan usulan dari KPU yang merupakan satu bentuk strategi mobilisasi sosial dalam sosialisasi Pemilu, yang difasilitasi dan didukung penuh oleh Depkominfo (Redaktur)
Kesuksesan Pemilu Juga Bergantung Pada Peran Media
Jakarta (ANTARA News) - Kesuksesan pemilu legislatif dan presiden serta wakil presiden 2009 juga bergantung pada peran media massa.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Gusti Putu Artha, di Jakarta, Kamis, mengatakan media sangat membantu KPU dalam memberikan informasi pada masyarakat tentang pelaksanaan pemilu 2009.
Meskipun demikian, ia juga mengakui peran media tidak hanya sebatas memberikan informasi tetapi juga sebagai pengawas terhadap pelaksanaan tahapan pemilu 2009.
“Kalaupun media kritis terhadap kinerja kami, saya melihat itu sebagai bentuk kepedulian media agar pemilu sukses,” katanya disela-sela seminar “Pemilu 2009 Dalam Perspektif Media”.
Putu menyadari pemberitaan di media massa memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik. Ia menyayangkan adanya pemberitaan di media massa tentang kegiatan KPU yang isinya dapat menggiring pemikiran publik kearah yang keliru.
Ia berharap media dapat membentuk opini publik secara cermat, akurat, dan tepat, khususnya mengenai pemilu 2009. Ia menginginkan agar media turut mendukung terwujudnya pemilu yang sukses.
Turut hadir dalam seminar itu sebagai pembicara yaitu Pemimpin Redaksi LKBN ANTARA Saiful Hadi, Sekretaris Perusahaan Media Nusantara Citra (MNC) Gilang Iskandar, Direktur Eksekutif Nusantara Centre Yudhie Haryono, dan Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah.
Sementara itu, menurut Ramdansyah, media harus aktif melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tahapan. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran media sangat dibutuhkan untuk mengawasi tahapan.
Melalui media, panitia pengawas pemilu mendapatkan informasi tentang pelanggaran maupun kecurangan yang terjadi di lapangan.
“Kami mengharapkan media juga ikut melakukan pengawasan,” katanya.
Pemimpin Redaksi LKBN ANTARA Saiful Hadi mengungkapkan media memegang peran penting sebagai pengawas. Dalam hal pemilu, media berperan mengawasi sejak tahapan awal dimulai hingga penetapan calon terpilih.
Selain itu, media massa merupakan sarana komunikasi politik bagi partai politik, calon anggota legislatif, maupun calon presiden dan wakil presiden.
Melalui media, peserta pemilu dapat menyampaikan visi, misi, maupun cara pandangnya kepada masyarakat. Ini dapat membantu masyarakat untuk memperoleh informasi seputar pemilu, namun disisi lain kondisi tersebut menguntungkan bagi bisnis media.
Ratusan juta hingga miliaran rupiah dikeluarkan oleh peserta pemilu untuk sekedar “memperkenalkan” diri melalui media.
Sementara itu, Yudhie Haryono menilai saat ini peran media sebagai agen demokrasi kurang bisa diharapkan. Alasannya saat ini media cenderung hanya dimanfaatkan untuk kepentingan elite politik.
“Kita tidak bisa terlalu berharap pada media sebagai agen demokrasi substansial,” katanya.
Menurut dia, media harus kembali pada perspektif untuk mensejahterahkan rakyat dan tidak terjebak pada arus media liberal.
haii ajjaii . .
BalasHapusmssuk sMa mnna . ?? .
hheu . hheu .
BalasHapusaqch muhg msssih lama k sma.nn . . .
tafi ingint.nn muhg mssuk sman7 atw sman 22 .
ou ea ajjaii pnyaa fb gga ??
qllu pny nma.nn aph ??
ajai mah ngga punya.....
BalasHapuscoz males bikinnya
kalo ada jg ym.,.,.,.,.,.,
YM-nya aku kutu_buku2003
kalo kamu punya ym kasih taw aku yah